Aku belajar untuk memahami bagaimana tipe kamu yg bisa aku baca. Sekian kali dan berapa kali lagi harus menghela nafas yg hal tersebut sangat dibenci dg Tuhanku, jangan membuat aku harus dibenci, itu pinta ku.
Bukannya sudah aku bilang, perpalinglah kamu ke tempat lain, jangan tunjukkan harapan yg tak bisa aku berikan, sudah ku tegaskan, jangan menengok seperti mau kamu dalam cerita yg pernah kamu dongengkan kepadaku.
Meskipun kamu tak mau berbicara, hanya bisa menahan karena kebencian dan kekesalan, aku bilang padamu, kamu bodoh!
Penyesalan memang datang di akhir kisah, tapi tak semua kisah harus sad ending. benarkan?
Aku pernah mengucap, bahwa aku tak akan mengejarmu, tak akan bertanya, tak akan mencari di mana kamu.
Semua itu tak semudah seperti kalimat yg pernah aku tuliskan.
Ketika aku semakin menghilangkan pikiran tentang kamu, aku malah semakin memikirkan kamu. Semakin aku tak mau melihat semakin aku selalu mencari-cari kamu di setiap momentku.
Berharap tak mendengar namamu, tapi aku malah menyebut namamu.
Saat di mana hati berkata bahwa kamu akan datang lagi, benar kamu datang. Bertanya akan kabar dan membahas yg tak pantas dan tak aku inginkan. Bisakah membahas topik yg tak harus membuatku emosi? Itulah kamu!
Harapan jika kau datang lagi adalah membuatmu nyaman dg diriku. Tapi kamu malah menghancurkan harapanku. Niat untuk menyelesaikan masalah terjadi, ya, selesaikan masalah tanpa kehadiran kamu dan aku yg saling menyapa.
Jangan datang hanya untuk mengucapkan kata perpisahan, lebih baik pergi dan sembunyikan segala tentang kamu, aku mulai menutup mata dan tak akan mendengar jika itu tentang kamu. Jangan berpua-pura untuk menahan sakit, lebih baik luapkan dan rasanya akan lebih melegakan. Pada akhirnya, tak ada lagi kisah antara aku dan kamu. Hanya ada kisah aku dan orang asing.
0 komentar:
Posting Komentar